Malam sunyi yang kelam. Aku duduk di kursi reot tak layak. Memandangi sebuah buku lusuh, belum pernah kusentuh. Ku coba untuk menggenggamnya, tapi hatiku miris, selalu teringat akan hal itu. Kucoba untuk menepis segala perasaan berlebihan tersebut namun ku tak bisa.
Akhirnya, keberanian kupaksakan keluar dari tempat persembunyiannya. Ku genggam buku itu dengan sedikit linangan air mata di sudut mataku. Kucoba untuk membaca.
Padang, 6 Juni 2005
..hari ini aku senang karena Fila sudah bisa membaca. Gurunya selalu memuji kecepatan membaca Fila. Aku sangat bangga dengannya..
Padang, 20 Juni 2005
..hari ini Fila bersepeda bersama teman-temannya. Alangkah menyenangkan melihat ia bermain dengan riang seperti saat ini..
Padang, 4 September 2005
..sedih. kenapa kamu harus pergi Tio? kamu meninggalkan aku dan Fila yang masih kecil. Aku masih membutuhkanmu. aku tak sanggup kehilangan kamu. Fila setiap hari selalu menangis. Kehadiranku tak cukup membuatnya bahagia. Aku sedih Tio, aku hanya bisa berharap aku dan Fila tetap bisa menjalani hidup ini dengan baik, tanpamu..
Tak terasa air mataku turun dengan derasnya. Aku ingat, saat itu aku tidak pernah menyapa ibu, aku hanya menangis sepanjang hari. Ketukan pintu dari Ibu tak pernah kusahuti, bahkan menjawab ajakan makannya pun tidak. Selama 2 bulan, aku dan Ibu seakan menjadi 2 orang yang tidak saling kenal. Sungguh sedih bila mengingatnya, aku begitu jahat pada Ibu. Kucoba untuk meneruskan,
Padang, 5 Mei 2006
..sudah lama aku tidak menulis di buku ini. terlalu sibuk, mungkin. Alhamdulillah, Tuhan memberikan kemudahan untukku. Ternyata saudara Tio mengizinkan aku bekerja di perusahaan keluarganya. Aku sangat beruntung sekali mempunyai adik ipar seperti dia..
Padang, 1 Agustus 2006
..Ya Tuhan, aku sangat sedih. Aku tak sanggup menahan rasa sakit ini terlalu lama. Kanker otak ini membuatku menjadi seorang yang lemah, tidak berdaya. Fila akhir-akhir ini sering marah padaku. Aku tak sanggup membuat ia bahagia. Aku begitu jahat ya Tuhan. Kasihan Fila..
Air mataku semakin jatuh dengan derasnya. Tuhan, apa yang telah kuperbuat? Saat itu aku ingat aku mengambek sama ibu hanya karena aku tidak bisa ikut jalan-jalan bersama teman-teman. Ibu saat itu seringkali menangis sendiri, namun egoku terlalu tinggi untuk meminta maaf. Oh Tuhan, aku begitu jahaaaat!
Ku bolak-balikkan halaman buku ini, mencoba mencari sesuatu yang mungkin belum aku ketahui. Sampai akhirnya, aku tiba di halaman terakhir. Puisi, batinku. Ini adalah puisi untukku.
Maafkan Ibu, Nak
Nak, maafkan ibu
Ibu selalu membuatmu susah
Ibu selalu membuatmu tak puas
Untuk membuatmu tertawa saja, ibu tidak bisa
Ibu tak bisa menjadi ibu-ibu anak lain yang begitu sempurna dimatamu
Ibu begitu lemah, nak
Ibu tidak bisa bangkit dari keterpurukan ibu
Kepergian ayahmu
Penyakit yang merenggut setengah nyawa ibu
Ibu begitu tidak berdaya
Ibu sangat tidak pantas untuk anak semanis kamu, Fila
Sekali lagi, maafkan ibu
Maaf bila suatu saat nanti
Ibu tidak bisa menemanimu
Sampai akhir hayatmu
Ingatlah ibu selalu, nak
-Padang, 6 Maret 2011-
Di bawah puisi, terlihat fotoku bersama ibu ketika aku masih berumur 5 tahun. Tak kuasa kutahan tangis ini. Ibu, maafkan aku. Aku begitu jahat pada ibu. Aku tidak pernah bisa mengerti kondisi ibu yang lemah. Aku bahkan tidak pernah merawat ibu ketika ibu di rumah sakit. Aku hanya bisa terdiam, melihat ibu saja. Aku sungguh durhaka, bu. Aku tidak pernah berinisiatif untuk menunjukkan rasa sayangku pada ibu. Ibu begitu baik. Bahkan 2 hari sebelum ibu pergi meninggalkanku, ibu masih bisa menuliskan sebuah kenangan tentangku. Aku ingat, ibu memaksa untuk pulang saat itu. Awalnya aku marah pada ibu karena aku tak mengerti jalan pikiran ibu. Tapi kini aku tahu, bu. Ibu mencari foto kita bersama ini. Foto kenangan kita berdua. Ibu pasti takut aku tidak akan mengingat ibu. Ibu salah. Ibu adalah orang yang paling aku ingat, orang yang paling aku kenang di dalam hatiku. Aku berharap disana ibu bisa mendengar suara hatiku. Ibu dapat mendengar kalau aku sangat sayaang sama ibu. Mungkin aku sudah terlambat untuk mengatakannya, but I REALLY LOVE YOU, MOM :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar