Posting lagi yaaa heheh. well kali ini aku mau ceritain tentang kisah aku di Zoom In ITB. FYI, Zoom In ITB itu semacam kegiatan pengenalan lebih jauh tentang ITB gitu, lokasi acaranya di Unand. Disini kita bisa lebih mengetahui seluk beluk ITB, jurusannya, beasiswanya, kegiatannya, dan lain-lain. Berhubung aku pengen masuk ITB (semoga lulus ya Allah, aamiin), aku pun mendaftar deeh, insertnya 20 ribuu xD
Nah udah ngerti kan? Yuuk kita mulai aja ceritanyaaaa ~
Cerita kali ini diawali dengan janjian sama kak ica di dekat pasar simpang haru (ini lokasinya di Padang loh ya) karena dia gatau jalan ke Unand. Dengan diantar mama aku, kami pun menelusuri jalan hingga sampailah di Unand. Naaaah, tragedi awal, AKU LUPA BAWA TIKET! Well ini ngenes banget soalnya jauh kalau aku jemput lagi, mana acara udah mau dimulai aduh! Disini aku ketemu sama bang Yudi dan kak Bunga. Kak Bunga lagi megang tiket gituu tapi gabisa dibeli lagi :( Bang Yudi awalnya ngira aku bercanda (kayaknya sih) dan nyuruh aku jemput pulang (padahal muka aku udah pasrah bangeet karena ga bisa pulang). Menyadari aku yang emang ga bawa (dan mungkin kasihan sama kepasrahan aku ._.), bang Yudi pun akhirnya berbaik hati ngasih aku tiket, aaaaa thank youuuu bang Yudi xD
Selesai masalah tiket. Aku dan kak ica telah tersenyum bahagia. Kami pun dengan tampang *sok keren* jalan ke dalam. dan tiba-tiba, jeng jeng jeeeeeeng, kami DICEGAT DI PINTU MASUK karena belum ngasih tiket ke panitianya. Ya ampun, KAMI MALU BANGEEEET -____- Dengan muka sok polos kami pun buru-buru ngasih tiket dan masuk ke dalam.
Setelah tragedi di pintu masuk, kami pun melenggang ke dalam. Pas kami masuk, lagi ada kata sambutan gitu. Karena ga ngeliat anak Smansa, kami pun duduk di kursi kosong belakang. Nah, ga beberapa lama, kak ica di sms putra (hmm putra ini ..... kak ica hahah xD) supaya pindah ke barisan nomor 4 di depan. Teman kami, kak ii, juga bilang gitu. Kami yang baru mengalami 2 kejadian memalukan (sebenernya yang 2 aku sih -.-) agak takut gitu buat bikin malu lagi. Tapi karena jiwa semangat bergelora (baca: muka tebal), kami pun maju ke barisan depan yang dimaksud. Dan jeng jeeeeeeeeng (sekali lagi), di depan kami menemukan barisan penuh cowok Smansa dan TIDAK MENEMUKAN KURSI KOSONG. Mana anak Smansa pada ngeliatin lagi, yaampun MALU PART 3 u,u Kami pun pura-pura ga ngeliat dan balik ke belakang. Kak ica nge sms kak ii dan putra dan bilang kalau kami ga nemuin tempat kosong di depan. Mereka minta kami kembali lagi dan bilang tempat duduknya di tengah-tengah banget. Oh noo! Kami menolak karena gamau bikin malu lagi ><
Setelah tragedi 3 yang menimpa, kami memutuskan untuk lebih berhati-hati lagi. Kami mencoba mengikuti acara di sekeliling orang yang ga kami kenal. Tiba-tiba, aku ngeliat intan di beberapa baris di depan kami. Aku pun nge sms dia dan nanya ada tempat kosong disana untuk dua orang atau ga. Fortunately, HOORAAY TERNYATA ADA CEMAAAN! Kami memutuskan untuk kesana tapi mengingat beberapa tragedi yang baru saja kami alami, kami pun menyusun rencana. Rencananya adalah kami pura-pura ke wc dan nantinya bakal pergi ke tempat intan heheh. Dan ternyata, kami ketemu upi dan noci di wc yeeey. Kebetulan upi sama noci ini duduknya dekat intan, makin mulus deeeh :)
Masalah tempat duduk selesai. Kami mulai menikmati acara (fiuh). Tapi mic nya kurang jelas sehingga kami agak ngantuk gitu -,- Agak siangan, teman kami, otik baru datang karena ada acara kelas. Karena ga ada tempat lagi, otik pun duduk di belakang bareng teman-teman kelasnya.
Teng teeeeng, istirahat pun datang. Aku dan kak ica berkumpul dengan otik dan kak ii. Kami segera mengambil makanan dan shalat dulu. Selesai shalat, kami pun makan. Selanjutnya kami mengunjungi stand ITB. Disini kami berpencar. Otik ke SAPPK, kak ica dan kak ii ke Farmasi, aku ke STEI ITB. Di stand STEI, aku ngeliat bang yudi yang lagi ngejelasin ke anak-anak lain gitu. Ga mau nganggu, aku coba baca-baca pamflet yang ada di madingnya. Dan datanglah seorang kakak STEI (yang ternyata bernama kak Yola). Aku segera nanya tentang beasiswa, pembelajarannya, prospek kerja, kesulitan masing-masing jurusan, dan lain-lain. Aku juga sempat ngeliat ujian semesternya. Jadi ujian semesternya itu kayak bikin program. Ada yang udah aku pelajari basicnya sih misalnya bikin kalkulator dari macromedia flash, dan lain-lain. Aaaa jadi merasa semakin dekaaat :') Oh iya, pas nanya-nanya di stand, aku sempat ketemu bang Uki, bang Agung, bang Mail, bang Vino, dan alumni Smansa lainnya heheh.
Puas nanya, aku dikasih stiker :3 Aku pun berkeliling lagi dan singgah ke FTI. Disini aku ketemu kak Chika, kak Diah, dan kak Diva. Kakak-kakak ini pun mempromosikan jurusan-jurusan FTI. Lumayan sreeg sih sama FTI (well pilihan kedua aku FTI), tapi aku udah keduluan pengen masuk STEI :3
Puas berkeliling, aku ketemu lagi sama kak ica dan otik. Otik katanya ga jadi ke SAPPK karena takut liat rambut gondrong anak SAPPK. Aku pun dengan jiwa polos (baca: nekat) datang ke SAPPK dan nanya-nanya. Abangnya sempat nanya nama aku dan nanya mau masuk mana. Dengan 'polos'nya aku jawab STEI (aaa semoga aku ga dicincang kalau lulus STEI ITB ya Allah).
Lanjut. Setelah otik puas dengan 'keidiotan' aku, kami pun nonton filmnya anak ITB. Kami nonton di putaran terakhir looh. Dan let guess guys! Film pertamanya FILM HOROR! Well aku yang agak penakut (baca: SANGAT) ini bener-bener ga tahan nontonnya. Anehnya yang lain malah ketawa-ketawa, ya ampun ini mereka yang mendadak gila atau aku yang abnormal yaa -__- Selesai film horor, kami pun disuguhkan cuplikan berbagai acara di ITB, acaranya meriaaah gitu :) Aaa makin pengen ><
Selesai nonton, kami pun keluar dan pulang. Kami sama-sama naik angkot. Aku turun dekat lampu merah karena mama aku jemput di sana. Sesampai di rumah aku pun makan, THE END.
To everyone who read this:
Pray for me so that I can pass the selection of SNMPTN 2013 and pass in STEI ITB 2013, aamiin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar