Kehidupan
itu memang sulit ditebak, teman. Karena kehidupan diisi oleh manusia dengan
pikiran yang unik. Pasti akan selalu ada permasalahan. Pasti akan selalu ada
kesalahan. Semua akan berakhir tergantung dari pilihan kita, menyelesaikan atau
menghindar. Kali ini, jujur, aku merasa pada kondisi diri yang tidak stabil. Mood
yang mudah berubah, emosi yang mudah meluap, diri yang mudah tersinggung, dan
pikiran kurang jernih yang seringkali merajalela. Aku tak tau, berapa kali aku
telah menyakiti orang-orang di sekitarku. Maaf, beribu maaf, kondisiku saat ini
memang runyam, aku pun tak mengerti. Aku merasa bersalah kepada semua orang,
aku merasa tidak pantas. Aku mencoba untuk menyelesaikan masalah sekitarku,
namun pada akhirnya aku sendiri diliputi rasa bersalah karena tidak berhasil
menyelesaikan masalah, bahkan mungkin menambah masalah. Aku hanya tidak ingin
ada pihak yang bersedih. Aku benci kesedihan. Dan aku adalah orang yang akan paling
merasa bersalah jika ada ‘teman-temanku’ yang bersedih saat aku ada di
sekitarnya. Banyak yang mengiraku tak acuh, aku sudah terbiasa dengan hal itu. Tapi
sejujurnya, teman, aku memang cenderung introvert, maaf, itulah diriku. Aku tak
bisa selepas mereka yang mudah meluap-luap menceritakan isi hatinya. Aku bukan
seperti itu. Aku telah terbiasa memendam sendiri. Namun, anehnya dengan ‘teman-teman’,
aku tak bisa menutupi meskipun aku tak bisa melepaskannya. Aku tak tau apa yang
terjadi. Aku merasa sedang berada pada situasi yang sulit, tak tahu harus
melakukan apa. Aku tak menyalahkan kalian, wahai teman-temanku. Namun, aku juga
sebenarnya tak menyalahkan mereka sepenuhnya. Kita memang terkadang masih belum
bisa berpikir jernih. Kita masih belum bisa melihat keadaan dari dua sisi. Namun,
kita tidak sepenuhnya salah. Kita kekurangan panutan. Kita kekurangan ‘sosok’
yang benar-benar punya ‘aksi’ untuk menyelesaikan masalah ini. Aku tahu ini
hanya sebuah kesalahpahaman. Salah komunikasi. Aku tau kita semua itu pada
dasarnya baik. Kita itu saling menyayangi. Namun, masih terlalu banyak yang
ditutup-tutupi. Terlalu banyak rahasia. Padahal kita satu keluarga. Sudah seharusnya
kita saling memahami dan saling membuka diri. Aku tidak bisa merangkai
kata-kata indah, itu bukan keahlianku. Aku bukan penengah yang baik. Aku pun
juga bukan pengamat yang baik. Tak ada yang bisa benar-benar kulakukan untuk
membantu hal ini, tapi sungguh aku sedih melihat ini. Aku tahu tak ada pihak
yang senang dengan kondisi saat ini, tapi belum ada pihak yang ingin memulai
langsung untuk menyelesaikannya. Aku tak tau, aku tak tau kini aku harus melakukan apa. Kucoba tuangkan
emosi melalui tulisan kecil tak bermakna ini untuk menghilangkan keresahanku. Aku
bingung, aku marah, aku sedih, aku kecewa pada diriku yang tidak bisa melakukan
apa-apa. Maafkan aku.
Pesan untuk keluarga dari seorang yang tak berarti,
Aku mohon, jangan ada
kesalahpahaman lagi. Mulailah untuk saling introspeksi diri. Mulailah untuk saling
membuka diri. Buka pikiran seluasnya, masukkan energi positif ke pikiran kita. Jangan
ada rasa sakit hati di antara kita semua. Kita satu keluarga, kita saling
menyayangi, ingat itu ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar